Bonus Demografi dan Kondisi Derajat Kesehatan di Kota Tasikmalaya
Kota
Tasikmalaya merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Pada
rentang waktu 2020 sampai dengan 2030, Jawa Barat diproyeksikan akan mengalami
Bonus Demografi yang berarti Kota Tasikmalaya akan ikut masuk ke dalamnya.
Keadaan kependudukan suatu negara yang dilihat dari jumlah penduduk usia
produktif lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif yang
ditandai dengan menurunnya rasio ketergantungan penduduk usia tidak produktif
terhadap penduduk usia produktif adalah bonus demografi. Istilah “Bonus”
mempunyai arti, yaitu memberikan peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dengan cara memaksimalkan ketersediaan sumber daya manusia yang ada
Bonus demografi merupakan bagian
dari tahapan transisi demografi dengan tahapan awal yang ditandai dengan
tingginya tingkat kelahiran dan kematian di suatu wilayah dengan struktur umur
yang relatif sama. Hal tersebut tentunya perlu didukung dengan berjalannya
pembangunan dalam hal perbaikan-perbaikan di bidang kesehatan dan pendidikan
menjadi lebih baik sehingga mengakibatkan tingkat kelahiran mulai turun dengan
tingkat kematian pun tetap rendah. Dampak dari hal tersebut menyebabkan
persentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar dibandingkan
dengan persentase penduduk tidak produktif. Datangnya bonus demografi tidak
hanya memberikan peluang tetapi dapat memberikan ancaman jika tidak dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh suatu wilayah.
Jumlah penduduk di Kota Tasikmalaya pada tahun
2023 mencapai 733,467 ribu orang yang tersebar di 10 kecamatan yang ada. Proyeksi
penduduk Kota Tasikmalaya menurut Badan Pusat Statistik adalah sebagai berikut:
Kategori Penduduk |
Tahun |
|||
2020 |
2025 |
2030 |
2035 |
|
Jumlah
Penduduk (ribuan) |
713,67 |
759,37 |
800,17 |
836,53 |
Penduduk
Usia Produktif (15-64 Tahun) (%) |
68,72 |
68,69 |
67,59 |
67,20 |
Dependency
Ratio (%) |
45,51 |
45,58 |
47,95 |
48,81 |
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa
penduduk usia produktif di Kota Tasikmalaya pada tahun
2020 – 2035 memiliki persentase yang dua kali lipat lebih besar dibandingkan
dengan jumlah penduduk usia tidak produktif (0-14 dan 65+ tahun). Menurut Saumana
. dkk (2020), hal tersebut menyebabkan rasio ketergantungan penduduk mengalami
penurunan. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Kota Tasikmalaya sedang
mengalami bonus demografi yang dapat dilihat dari piramida penduduk tahun 2023
sebagai berikut:
Sumber
:
Terlihat
bahwa penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia
non produktif namun pada tahun ini penduduk usia 0-4 tahun paling tinggi hal
ini dapat mengindikasikan bahwa hal tersebut yang membuat berbeda dengan teori
yang menyebutkan bahwa rasio ketergantungan akan menurun akibat dari adanya
bonus demografi, Kota Tasikmalaya memiliki rasio ketergantungan yang terus
meningkat.
Menghadapi bonus demografi ini, Kota
Tasikmalaya perlu memaksimalkan peluang dari adanya bonus demografi dan
menghindari ancaman yang diakibatkannya. Dilihat dari Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Kota Tasikmalaya pada tahun 2023 berada diangka 75,47. Angka
tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan IPM Provinsi Jawa Barat yang berada
diangka 74,24. Kenaikan Indeks Pembangunan Manusia sejalan dengan naiknya laju
pertumbuhan ekonomi Kota Tasikmalaya yang meningkat 1,44 persen jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 3,57 persen. Dari
bidang ekonomi, Kota tasikmalaya telah memaksimalkan adanya bonus demografi
yang menyebabkan peningkatakan laju pertumbuhan ekonomi di wilayahnya.
Optimal tidaknya demografi muncul di
suatu daerah bukan hanya dilihat dari meningkatnya perekonomian di suatu
wilayah namun dilihat juga bagaimana keberhasilan dalam mengoptimalkan
peluangnya yang disertai dengan penduduk yang memiliki kesehatan yang prima. Kondisi
kesehatan yang baik pada suatu wilayah dapat lebih meningkatkan bonus demografi
karena penduduk usia produktif dapat lebih optimal dalam hal berkontribusi pada
perekonomian suatu wilayah. Salah satu yang dilihat dari pembangunan kesehatan
di suatu wilayah ialah derajat kesehatannya. Oleh karena itu, bonus demografi
akan optimal jika derajat kesehatan di suatu wilayah meningkat dengan cara
meningkatkan mutu dan jankauan pelayanan masyarakat di wilayah tersebut.
Gambaran derajat kesehatan di Kota
Tasikmalaya dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu Angka Kematian (Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita), Umur Harapan
Hidup, dan status gizi. Umur Harapan
Hidup di Kota Tasikmalaya pada tahun 2022 ada di angka 72,63 (tahun) yang lebih
tinggi 0,29 (tahun) dibandingkan tahun 2021. Umur Harapan Hidup ini memberikan
gambaran lamanya usia seorang bayi yang baru lahir diharapkan hidup.
Meningkatnya UHH dapat diartikan bahwa semakin baik dan teraksesnya pelayanan
kesehatan bagi semua kelompok masyarakat, perilaku hidup sehat oleh masyarakat,
dan semakin baiknya kondisi sosial ekonomi masyarakat yang disertai dukungan
peningkatan kesehatan lingkungan sehingga hal tersebut dapat meningkatkan
derajat kesehatan.
Salah satu indikator derajat
kesehatan ialah status gizi. Status gizi ini erat kaitannya dengan masalah stunting.
Jumlah balita stunting di Kota Tasikmalaya pada tahun 2022 terdapat
sebanyak 5633 balita, namun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya menurun
sebanyak 561 balita. Masalah stunting erat kaitannya dengan bonus
demografi yang memberikan dampak negatif dalam penurunan produktivitas ekonomi
suatu wilayah karena stunting pada balita akan menyebabkan gangguan
pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif yang berdampak pada produktivitas individu
tersebut di masa depan.
Dengan
demikian, untuk memaksimalkan potensi bonus demografi, Kota Tasikmalaya perlu
terus meningkatkan derajat kesehatan penduduk melalui upaya-upaya yang
berkelanjutan dalam penyediaan akses terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas, peningkatan kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat, serta
penanggulangan masalah-masalah kesehatan seperti stunting secara komprehensif.
Dengan demikian, Kota Tasikmalaya dapat menghadapi tantangan dan memanfaatkan
peluang dari bonus demografi dengan lebih baik sehingga dapat ikut serta dalam mewujudkan
penduduk berkualitas demi menuju Indonesia emas.
Sumber
:
BPS. (2024). KOTA TASIKMALAYA DALAM ANGKA TASIKMALAYA MUNICIPALITY IN FIGURES.
Kusuma Wardani, D. (2024).
ANALISIS PENGARUH BONUS DEMOGRAFI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI
JAWA BARAT The Analysis of Demographic Dividend on Economic Growth in West
Java Province. In JOURNAL OF ANALYTICAL RESEARCH (Vol. 3, Issue 1)
.Saumana, N., Rotinsulu, D.
C., & Rotinsulu, T. O. (2020). PENGARUH BONUS DEMOGRAFI TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. In Jurnal Pembanguan Ekonomi
dan Keuangan Daerah (Vol. 21, Issue 4).
Komentar
Posting Komentar